Ultimate magazine theme for WordPress.

Keren, Tebing Disulap Jadi Cafe di Lamongan. Dikelolah Eks napiter

0

Lamongan, gojatim.com – Trend cafe di era kekinian, membuat orang-orang yang berjiwa enterpreneur tergelitik dan tertantang untuk inovasi dan kreatif dalam pengelolaan usaha cafe.

Bagaimana bisa membuat usaha cafe yang beda dari yang lain. Yang bisa membuat daya tarik tersendiri bagi pengunjung atau wisatawan.

Maka terciptalah cafe eksotis diatas tebing yang dinamakan ‘Tebing Cafe’. Berada di daerah Lamongan, tepatnya dibukit Kendil, Dusun Semerek, Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran.

Tebing cafe ini cukup luas, yaitu sekitar 2 hektar. Cukup luas untuk pengunjung yang ingin refreshing tipis-tipis bersama keluarga, sambil menikmati suasana perbukitan yang masih asri dan hijau. Serta ditambah pemandangan laut biru nan luas.

Pengunjung Tebing Cafe tidak hanya nongkrong dan ngopi, juga bisa melihat view alam yang luar biasa.” kata Komisaris Tebing Cafe, Ali Fauzi. Beliau adalah eks napiter dan alumni combatan Afganistan.

View yang sangat bagus untuk selfi dan berfoto bareng teman-teman maupun keluarga. Tebing Cafe juga menyediakan mobil antik ditempat parkir, mobil itu untuk menuju ke tempat tersebut. Pengunjung dimanjakan hamparan hijau hutan yang begitu memanjakan mata.

Tebing Cafe berbentuk semi outdoor dengan atap bulat diatas perbukitan yang penuh bebatuan karang. Sebelah utara cafe terdapat room untuk pelatihan wirausaha. “Kedepan tak hanya pemandangan saja, kami akan menambah flying fox, camping, jelajah.”ujar mantan Napiter tersebut.

Mantan Kombatan Afganistan ini mengaku alasan membuat Tebing Cafe tersebut sebagai salah satu kapal ekonomi untuk membantu berjalannya Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang beranggotakan eks napiter (nara pidana teroris).

Sebelumnya ia memiliki usaha Travel dan tiketing, namun “Travel dan ticketing sudah off akhirnya ia menyiasati dengan membuat usaha ini secara mandiri, yang bekerjasama dengan investor, “jelasnya.

Perlu diketahui bahwa Saat ini YLP beranggotakan 300 lebih di seluruh Indonesia. “Ada sebanyak 37 napiter, Lamongan, Tuban, Gresik, Surabaya Jombang. Yang masih menjalani hukuman,” terangnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.