Ultimate magazine theme for WordPress.

Mengenal Situs Sejarah Trowulan Mojokerto Peninggalan Majapahit

0

Gojatim.com – Situs Trowulan di Jawa Timur menyimpan sisa keagungan Kerajaan Majapahit yang hingga kini terus diteliti. Di kawasan ini ditemukan ratusan ribu peninggalan arkeologis berupa artefak, ekofak, dan fitur yang diperkirakan berasal dari abad ke-12 hingga abad ke-15. Hamparan benda cagar budaya tersebut tersebar di berbagai lokasi yang kini masuk dalam Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan seluas 92,6 kilometer persegi.

Situs Trowulan menjadi laboratorium arkeologis terlengkap di pelosok Nusantara. Berikut foto-fotonya yang dikumpulkan dari tahun 2013 hingga 2019, di antaranya Candi Brahu, reruntuhan Candi Gentong, Kolam Segaran, Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan Museum Majapahit.

Candi Brahu

Kemegahan Candi Brahu di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (6/7/2016). Candi yang dibangun dengan batu bata merah berdenah dasar persegi panjang seluas 18 meter x 22,5 meter dan dengan tinggi yang tersisa sekitar 20 meter ini diperkirakan didirikan pada abad ke-15 M.

Candi Bajang Ratu

Salah satu sisa peninggalan Kerajaan Majapahit adalah Gapura Bajang Ratu atau juga disebut Candi Bajang Ratu di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (6/7/2016). Gapura setinggi 16,5 meter ini diduga pintu masuk ke dalam bangunan suci sebagai peringatan wafatnya Raja Jayanegara pada tahun Saka 1250 atau 1328 Masehi.

Nama Bajang Ratu disebut ada hubungannya dengan Prabu Jayanegara. Bajang artinya ’kecil/kerdil’. Bajang Ratu dihubungkan dengan seorang ratu/raja yang naik takhta ketika masih kecil, yakni Jayanegara tadi. Melalui Gapura Bajang Ratu, kita seolah dibawa melangkah ke urutan kedua takhta Majapahit sebelum Majapahit benar-benar besar di bawah pemerintahan raja pada masa sesudahnya, yakni Hayam Wuruk. Jayanegara adalah pengganti Kertarajasa Jayawardana atau lebih dikenal dengan nama kecilnya, Raden Wijaya, pendiri Majapahit.

Majapahit merupakan kerajaan besar yang berkembang selama hampir 200 tahun (1293-1478 M). Kerajaan terakhir masa klasik Hindu-Buddha di Pulau Jawa ini meninggalkan bekas reruntuhan kota di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit didirikan pada 1293 oleh Nararya Sanggramawijaya. Majapahit dengan kekuatan diplomasinya mampu membentuk aliansi melalui kegiatan perdagangan sehingga mampu menyatukan pulau-pulau di wilayah perairan Nusantara. Aliansi ini meluas hingga ke kawasan Asia Tenggara. (Kompas, 14 November 2014).

Meski telah menjadi kawasan cagar budaya nasional sejak 2013, perhatian terhadap pelestarian Situs Trowulan masih rendah. Bahkan, masyarakat setempat tidak mengetahui adanya cagar budaya di wilayahnya. Akibatnya, perusakan pun terus terjadi. Menurut Ketua Badan Pelestarian Pusaka Nasional Catrini Pratihari Kubontubuh, sejumlah bangunan cagar budaya dalam kawasan Trowulan sudah direstorasi. Namun, bangunan masih dipandang sebagai sebuah monumen. Pelestarian kawasan atau lingkungan belum dilakukan. Kondisi inilah yang memicu perusakan masih terus berlangsung. Secara fisik, kawasan itu tidak lagi menyisakan bentuk sebagai sebuah perkotaan purba karena sudah berubah bentuk setelah ditinggali penduduk baru. (Kompas, 28 November 2018).

Sisa runtuhan Candi Gentong di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (6/7/2016). Situs ini pada saat ditemukan sudah dalam keadaan runtuh dan hanya bagian kaki candinya saja yang menunjukkan struktur aslinya. Candi Gentong diperkirakan berlatar belakang agama Buddha dan didirikan sekitar abad XIV Masehi.

Karena tidak adanya perhatian yang baik, bangunan bergaya arsitektur Majapahit, Museum Trowulan (dekat Mojokerto, 50 kilometer sebelah barat daya Surabaya) yang ditelantarkan dan tidak dirawat itu, baru-baru ini roboh dan hancur secara menyedihkan. Museum Trowulan di Jawa Timur tersebut adalah peninggalan nenek moyang kita dari jaman keemasan dan kejayaan Indonesia yang gilang gemilang. Sebuah bangunan yang membuktikan tingginya keahlian dalam ilmu bangunan pada zaman Majapahit (Kompas, 30 Agustus 1966).

Kolam Segaran di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (9/6/2019). Kolam Segaran ditemukan pada 1926 dalam keadaan teruruk tanah. Kolam ini merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Kolam yang luas keseluruhannya lebih kurang 6,5 hektar ini diduga dahulunya juga berfungsi sebagai waduk dan penampung air. Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan membentang mulai dari Sungai Ngonto di sisi utara hingga batas hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan Jombang, jalan selatan Desa Pakis dan Tanggalrejo di sisi selatan, Sungai Gunting di sisi barat, serta Sungai Brangkal di sisi timur.

Candi Tikus di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (9/6/2019). Candi yang terbuat dari batu bata merah dan diperkirakan didirikan pada abad XII-XIV Masehi pada masa Kerajaan Majapahit ini diduga sebagai tempat petirtaan suci.

Candi Tikus merupakan bangunan petirtaan yang memiliki puluhan pancuran. Menurut data, penelitian terhadap Situs Trowulan pertama kali dilakukan oleh Wardenaar pada 1815. Ia mendapat tugas dari Raffles untuk mengadakan pencatatan arkeologis di daerah Mojokerto. Hasil kerja Wardenaar tersebut dicantumkan oleh Raffles dalam bukunya, History of Jawa (1817), yang menyebutkan berbagai obyek arkeologis yang berada di Trowulan sebagai peninggalan dari Kerajaan Majapahit.menyusuri situs trowulan

menyusuri situs trowulan

Sumber : Kompas

Leave A Reply

Your email address will not be published.